Pages

Rabu, 14 Agustus 2019

P embrontakan paderi ( 1821-1828   M) Dalam bukunya berjudul Islam observed : Religius Development in marocco and Indonesia, Cliff...




Pembrontakan paderi ( 1821-1828  M)
Dalam bukunya berjudul Islam observed : Religius Development in marocco and Indonesia, Clifford Geertz  mencatat bahwa antara tahun 1821 sampai tahun 1828 Masehi terjadi pembrontakan sebagai akibat haji-haji menentang golongan adat. Pemberontakan ini di akhiri setelah adanya invasi Belanda. Hanya saja Geertz tdak menyebutnya sebagai perang paderi. Sementara dalam pelajaran sejarah yang di ajarkan di sekolah peperangan itu disebut perang paderi yang di pimpin oleh Imam Bonjol.


Pembrontakan Pangeran Diponegoro ( 1826-1830 M )
Pemberontakan kedua dikenal dengan istilah perang Diponegoro di jawa tengah pada tahun 1826 sampai dengan tahun 18230 Masehi. Lagi-lagi Clifford Geertz tidak menyebut sebagai perang Diponegoro. Dalam buku tersebut hanya dijelaskan bahwa pemberontakan itu dilatar balakangi tumbuhnya gerakan Mahdi yang melancarkan perang sabil terhadap imperalis Belanda dan antek-anteknya.
Pembrontakan Banten ( antara 1840 dan 1880 M )
Ketiga pemberontakan yang terjadi di sebelah barat laut jawa. Disini tidak dijelaskan dengan tegas nama daerah dan tokoh ulama yang memimpin pemberontakan santri tersebut. Pemberontakan yang terjadi di tahun 18840 dan tahun 1880 masehi itu sebenarnya sebagai response ummat islam Banten yang berusaha melepaskan dirinya dari tindasan Tanam Paksa. Perang itu  terjadi pada tahun 1834,1836, 1842, 1849 dan bangkit lagi tahun 1880 dan 1888 masehi.

Pembrontakan Aceh ( 1873-1903 M )
Pemberontakan keempat terjadi di Aceh pada tahun 1873 hingga 1903 masehi. Perang ini berhasil mengacaukan imperalis Belanda selama 30 tahun.

Keluarga Nabi Nuh AS. Keluarga Nabi Nuh sebagai sebuah gambaran sebuah keluarga yang tidak harmonis. Nabi Nuh sebagai suami adalah...




Keluarga Nabi Nuh AS.
Keluarga Nabi Nuh sebagai sebuah gambaran sebuah keluarga yang tidak harmonis. Nabi Nuh sebagai suami adalah orang taat kepada Allah SWT, sementara istri dan anaknya malah menentang dakwah yang dibawa oleh Nabi Nuh AS. 
 “ Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya dibawah pengawasan dua orang orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami ; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka suami itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari siksaan Allah ; dan dikatakan kepada keduanya masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka “.( QS. 66 : 10 )